Selasa, 27 Juni 2017


Pola pendidikan dalam membentuk karakter anak bangsa

Pola pendidikan yang bisa kita lihat saat sekarang ini dalam membentuk karakter anak bangsa terkesan maju, kalau  dilihat dari perkembangan zaman, mulai dari anak TK,anak SD,anak SMP dan SMA, maupun dari bangku kuliah. Pemerintah berusaha menyiapkan generasi-generasi emas yang nantinya dapat mengembangkan pendidikan ini, seiring perkembangan zaman yang kita lihat maka semakin maju zaman maka maju pula tingkat maderennya, begitu juga dengan pendidikan suatu bangsa tidak ada harganya ketika pendidikan di ucilkan, maka oleh karena itu saya harap kepada tenaga pengajar agar kiranya menggunakan ilmunya dengan sebaik baiknya ketika saat mengajar maupun saat dedikasi di manapun kita berada.

Pepatah pernah berkata " apabila guru kencing berdiri murid akan kencing berlari" dari ungkapan ini bisa kita ambil kesimpulannya bahwa murid yang kita ajarkan tergantung dari gurunya, guru adalah panutan bagi setiap murid kalaulah guru tidak pintar memanfaatkan waktu tentu akan sulit mengajarkan murid untuk disiplin waktu, baik itu waktu belajar dan sebagainya.

Guru adalah tenaga yang membentuk karakter anak bangsa ini, coba kita lihat mulai dari anak SD yang kita ketahui bahwa di SD adalah langkah awal dari pembetukan karakternya yang bisa kita lihat bahwa dalam filosofi warga seragamya adalah merah putih, merah menandakan ceriah dan putih mendakan bersihnya jiwa dalam diri siswa ini, merah menandakan ceriah bahwa di SD di lihat karakter anak kita baik yang punya psikomotorik,afektif maupun tingkat keintelektualnya. Lalu kemudian SMP identik dengan warna biru,warna biru dalam filosofi indonesia artinya percaya diri, nah disini dapat kita lihat bagaimana karakter dari dalam diri seorang peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun dalam lingkungan masyarakat. Kemudian filosofi seragam SMA, tentu yang kita rasakan maupun kita lihat adalah Abu-abu artinya Dewasa, nah disinilah dapat kita lihat inti dari dewasa yang nantinya membentuk bangsa yang maju maupun yang terlinggal.

Dalam rana pendidikan bukan saja sekolah yang mempengaruhi pembentukan karakter ini,  tapi juga adalah lingkungan keluarga. Keluarga akan mempengaruhi proses perubahan maupun perkembangan anak ini baik dalam intelek,afektif maupun psikomotoriknya, contoh kecil kita lihat pada anak yang keluarga yang broken heart akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran maka oleh karena itu kita sebagai keluarga mampu memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita. Ada ungkapan dari Robert Fulghum
“Jangan mengkuatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, kuatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati anda”  disini dapat kita  petik pelajaran bahwa keluarga  sangat berpengaruh dalam menbentuk karakter anak kita maupun anak bangsa ini.

Setiap orangtua pasti ingin agar anaknya bisa sukses dan bahagia, namun apakah pada kenyataannya semudah itu? Mayoritas orangtua pernah mengalami kesulitan dalam mendidik buah hati tercinta.

Pernahkan kita berpikir bahwa program negatif yang (mungkin) secara tidak sengaja kita tanamkan ke pikiran bawah sadar anak kita, akan terus mendominasi dan mengendalikan hidupnya, membuatnya jadi berantakan di masa depan? Maka dari itu, orang tua harus terlebih dahulu evaluasi pada diri sendiri, bisa jadi kita semua sebagai orangtua  yang maunya yang terbaik kepada anaknya malah memberikan contoh yang tidak baik kepada anaknya, yang perlu di ingat bahwa anak-anak kita akan menjadi penerus bangsa ini.

Karakter -karakter anak bangsa selanjutnya tentu dilihat dari cara didik dari keluarga,cobalah kita menoleh kebelakang apa yang sampaikan oleh orang-orang terdahulu bahwa :
Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri

Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya.

Terakhir saya berpesan, berikan yang terbaik untuk negeri ini agar nantinya menjadikan bangsa yang maju melebihi bangsa yang ada di dunia ini, terakhir saya berpesan
"Today's youth are leaders in the future" para pemuda hari ini adalah para pemimpin dimsa yang akan datang.

Profilku :
Nama saya syupratman
mahasiswa UIM Makassar, menempuh jurusan PGSD